Embun Sinatra - Part 2
05 May 2012@7:35 PM
" Haa tu dia... Bakal pengantin tak jadi... Hahaha... Tak rasa malu ke ? Baru je dapat malu , dah berani nak tunjuk muka... Kalau aku lah , aku rela terkurung dalam rumah sampai setahun ! " ujar Mak Limah yang langsung tiada perasaan belas kasihan... Sinatra memandang ke arah Mak Limah... Namun pandangan itu lantas memandang ke arah Mak Tom dan Mak Piah...
" Kenapa kau pandang-pandang ? Aku salah cakap ke ? Maaf lah ye... " ujar Mak Limah lagi... Langsung tidak berperikemanusiaan... Mak Tom dan Mak Piah hanya tersenyum kelat lalu beransur keluar dari kedai runcit Pak Abu...
" Nak beli apa Natra ? Mari Pak Abu carikkan barang... " kata Pak Abu , pemilik kedai runcit itu yang sungguh baik dan prihatin terhadap keluarga Sinatra... Sinatra hanya tersenyum meskipun dirinya baru sahaja dimalukan oleh makcik-makcik kepoh yang suka menjaja cerita penduduk kampung...
" Tak apa lah Pak Abu... Biar Natra cari sendiri... " balas Sinatra yang tidak mahu susahkan Pak Abu yang sedang sibuk menyusun barang-barang di dalam kedai... Pak Abu hanya mengangguk... Sedang Sinatra mengambil barang-barang yang perlu dibelinya , Lina , anak Pak Dollah masuk ke dalam kedai yang sama untuk membeli barang... Sinatra yang perasan akan kehadiran Lina , sedikit terkejut... Bimbang jika-jika dirinya dipermalukan lagi... Lina hanya memandang ke arahnya dengan perasaan sayu lalu menghampiri Sinatra...
" Natra... , " ujar Lina... Sinatra memandang lalu senyum kepada Lina.. Perasaan Lina ketika itu sangat malu bagaimana Sinatra boleh tersenyum sedangkan dia melalui peristiwa itu dengan keadaan yang memalukan sekali...
" Ya ?? " Sinatra membalas...
" Boleh kita bercakap sekejap ? Tapi.. Bukan dekat sini... Boleh ?? " kata Lina sambil terketar-ketar... Dia yang sudahpun berkahwin dengan Yasin selepas insiden itu terasa dirinya sangat diperkotak-katikkan...
" Boleh... Tapi.. Dekat mana ? " tanya Sinatra...
" Aku tunggu dekat sungai kat hulu kampung... " ujar Lina dengan terketar-ketar... Sinatra memandangnya dengan kehairanan.. Entah mengapa Lina berbicara dengan sebegitu rupa...
" Baiklah... Tunggu sekejap lagi... Nanti Natra sampai... " balas Sinatra perlahan... Pak Abu yang sejak dari tadi hanya memerhatikan gelagat mereka berdua...
" Terima kasih Natra... , Aku pergi dulu.... " balas Lina... Sinatra hanya mengangguk... Sinatra menyambung kembali mencari barang-barang yang dipesan emaknya tadi... Apakah tujuan Lina berjumpa dengan aku ? Adakah hanya untuk meminta maaf ? Ataupun hanya untuk mengungkit dan memalukan aku lagi ? Seperti yang Mak Limah dan konco-konconya buat pada aku ? Hmm , apa pun aku pasti berjumpa dengan Lina... Mungkin kebenaran akan terserlah...
***
Selepas menghantar barang-barang yang dibeli Sinatra ke rumahnya , segera dia menuju ke arah sungai yang diperkatakn oleh Lina semasa di kedai runcit tadi... Mata Sinatra meliar-meliar mencari kelibat Lina... Mencari dan terus mencari lalu matanya tertumpu kepada kelibat wanita yang memakai baju berwarna putih bersama seluar panjang berwarna hitam... Sinatra menghampiri wanita tersebut...
" Lina..., " Sinatra memanggil perlahan... Lina menoleh lalu mempersilakan Sinatra duduk di sebelahnya... Mereka duduk di celah batu-batu sungai yang besar untuk melihat kejadian Allah yang sangat sempurna itu...
" Aku ada benda nak beritahu kau , Natra... Aku harap kau percaya dengan kata-kata aku ni... " Lina memulakan bicaranya... Sinatra memandang sayu wajah Lina... Seperti ada yang tidak kena padanya...
" Ceritalah.. Aku sedia mendengar.... Apa yang berlaku sebenarnya ? " tanya Sinatra yang penasaran dengan cerita Lina...
" Aku serba salah nak cerita... Tapi aku harus jugak cerita dekat kau , Natra... Yang sebenarnya , masa hari pernikahan kau.... Yasin......, cuba nak merogol aku ! " Lina mengalirkan airmatanya laju , seperti lajunya derasan air sungai yang berada di hadapan mereka...
" Apa ??! Lina....., Betul ke semua ni ?? Astaghfirullahalazim.... Lina....., " Sinatra mengusap-usap bahu Lina perlahan... Cuba untuk menenangkan Lina... Namun Lina terus-terusan menangis...
" Ya , memang betul... Yasin bukanlah seperti yang kau sangka ! Yasin tu , hanya manusia yang bertopengkan syaitan...! Aku minta dekat kau.. Jauhi lah Yasin kalau-kalau dia mendekati kau... Yasin tu bahaya , Natra....., " ujar Lina cuba meyakinkan Sinatra tentang warna sebenar Yasin... Sungguh tak tersangka , Yasin sebegitu rupa... Sinatra mengucap di dalam hati... Pilu dan terasa amat sedih kerana ditipu bulat-bulat oleh Yasin , lelaki yang pernah dicintainya tidak lama dahulu... Namun , hatinya lagi bertambah pilu apabila Lina telah menceritakan segalanya... Dia sungguh simpati terhadap nasib Lina yang terpaksa mengahwini lelaki yang ingin menjatuhkan maruahnya...
" Ya Allah...., Aku tak sangka Yasin macam tu... Apa-apa pun kau kena banyak bersabar... Ini semua dugaan Allah beri untuk kita... Bukan kau sahaja yang lalui keperitan ni , aku pun turut kena tempias ni , Lina... Semua orang kampung memandang sinis kat aku... Caci maki aku , pandang rendah dekat aku... Aku tak kisah kalau diorang semua nak buat aku macam tu , tapi jangan sesekali dekat keluarga aku,.. Perit , tau tak...?! Aku bersabar selama ni... Sebab aku percaya , Allah akan membalas semua perbuatan diorang... Semoga mereka mendapat hidayah... " ujar Sinatra yang turut meluahkan apa yang terpendam... Sakit perit yang dialami sejak dari insiden itu sudah cukup membuatkan dia terluka , apatah lagi pandangan orang-orang kampung terhadapnya...
" Kenapa lah nasib kita macam ni ? Eh,... Alamak , aku tak masak lagi ni... Mampus aku kalau Yasin balik kejap lagi... Natra ! Aku balik dulu la... Aku harap kau simpan rahsia ni... Assalamualaikum.... " ujar Lina yang kelam kabut untuk pulang ke rumah...
" Baiklah... Waalaikumsalam... " Sinatra memerhati Lina yang bingkas bangun dari batu-batu yang dia dudukinya itu lalu berlari-lari anak untuk pulang ke rumah... Segala apa yang difikirkan selama ni ternyata salah ! Lina adalah seorang perempuan yang menjadi mangsa kepada Yasin... Lelaki tak guna !
Bersambung...
" Kenapa kau pandang-pandang ? Aku salah cakap ke ? Maaf lah ye... " ujar Mak Limah lagi... Langsung tidak berperikemanusiaan... Mak Tom dan Mak Piah hanya tersenyum kelat lalu beransur keluar dari kedai runcit Pak Abu...
" Nak beli apa Natra ? Mari Pak Abu carikkan barang... " kata Pak Abu , pemilik kedai runcit itu yang sungguh baik dan prihatin terhadap keluarga Sinatra... Sinatra hanya tersenyum meskipun dirinya baru sahaja dimalukan oleh makcik-makcik kepoh yang suka menjaja cerita penduduk kampung...
" Tak apa lah Pak Abu... Biar Natra cari sendiri... " balas Sinatra yang tidak mahu susahkan Pak Abu yang sedang sibuk menyusun barang-barang di dalam kedai... Pak Abu hanya mengangguk... Sedang Sinatra mengambil barang-barang yang perlu dibelinya , Lina , anak Pak Dollah masuk ke dalam kedai yang sama untuk membeli barang... Sinatra yang perasan akan kehadiran Lina , sedikit terkejut... Bimbang jika-jika dirinya dipermalukan lagi... Lina hanya memandang ke arahnya dengan perasaan sayu lalu menghampiri Sinatra...
" Natra... , " ujar Lina... Sinatra memandang lalu senyum kepada Lina.. Perasaan Lina ketika itu sangat malu bagaimana Sinatra boleh tersenyum sedangkan dia melalui peristiwa itu dengan keadaan yang memalukan sekali...
" Ya ?? " Sinatra membalas...
" Boleh kita bercakap sekejap ? Tapi.. Bukan dekat sini... Boleh ?? " kata Lina sambil terketar-ketar... Dia yang sudahpun berkahwin dengan Yasin selepas insiden itu terasa dirinya sangat diperkotak-katikkan...
" Boleh... Tapi.. Dekat mana ? " tanya Sinatra...
" Aku tunggu dekat sungai kat hulu kampung... " ujar Lina dengan terketar-ketar... Sinatra memandangnya dengan kehairanan.. Entah mengapa Lina berbicara dengan sebegitu rupa...
" Baiklah... Tunggu sekejap lagi... Nanti Natra sampai... " balas Sinatra perlahan... Pak Abu yang sejak dari tadi hanya memerhatikan gelagat mereka berdua...
" Terima kasih Natra... , Aku pergi dulu.... " balas Lina... Sinatra hanya mengangguk... Sinatra menyambung kembali mencari barang-barang yang dipesan emaknya tadi... Apakah tujuan Lina berjumpa dengan aku ? Adakah hanya untuk meminta maaf ? Ataupun hanya untuk mengungkit dan memalukan aku lagi ? Seperti yang Mak Limah dan konco-konconya buat pada aku ? Hmm , apa pun aku pasti berjumpa dengan Lina... Mungkin kebenaran akan terserlah...
***
Selepas menghantar barang-barang yang dibeli Sinatra ke rumahnya , segera dia menuju ke arah sungai yang diperkatakn oleh Lina semasa di kedai runcit tadi... Mata Sinatra meliar-meliar mencari kelibat Lina... Mencari dan terus mencari lalu matanya tertumpu kepada kelibat wanita yang memakai baju berwarna putih bersama seluar panjang berwarna hitam... Sinatra menghampiri wanita tersebut...
" Lina..., " Sinatra memanggil perlahan... Lina menoleh lalu mempersilakan Sinatra duduk di sebelahnya... Mereka duduk di celah batu-batu sungai yang besar untuk melihat kejadian Allah yang sangat sempurna itu...
" Aku ada benda nak beritahu kau , Natra... Aku harap kau percaya dengan kata-kata aku ni... " Lina memulakan bicaranya... Sinatra memandang sayu wajah Lina... Seperti ada yang tidak kena padanya...
" Ceritalah.. Aku sedia mendengar.... Apa yang berlaku sebenarnya ? " tanya Sinatra yang penasaran dengan cerita Lina...
" Aku serba salah nak cerita... Tapi aku harus jugak cerita dekat kau , Natra... Yang sebenarnya , masa hari pernikahan kau.... Yasin......, cuba nak merogol aku ! " Lina mengalirkan airmatanya laju , seperti lajunya derasan air sungai yang berada di hadapan mereka...
" Apa ??! Lina....., Betul ke semua ni ?? Astaghfirullahalazim.... Lina....., " Sinatra mengusap-usap bahu Lina perlahan... Cuba untuk menenangkan Lina... Namun Lina terus-terusan menangis...
" Ya , memang betul... Yasin bukanlah seperti yang kau sangka ! Yasin tu , hanya manusia yang bertopengkan syaitan...! Aku minta dekat kau.. Jauhi lah Yasin kalau-kalau dia mendekati kau... Yasin tu bahaya , Natra....., " ujar Lina cuba meyakinkan Sinatra tentang warna sebenar Yasin... Sungguh tak tersangka , Yasin sebegitu rupa... Sinatra mengucap di dalam hati... Pilu dan terasa amat sedih kerana ditipu bulat-bulat oleh Yasin , lelaki yang pernah dicintainya tidak lama dahulu... Namun , hatinya lagi bertambah pilu apabila Lina telah menceritakan segalanya... Dia sungguh simpati terhadap nasib Lina yang terpaksa mengahwini lelaki yang ingin menjatuhkan maruahnya...
" Ya Allah...., Aku tak sangka Yasin macam tu... Apa-apa pun kau kena banyak bersabar... Ini semua dugaan Allah beri untuk kita... Bukan kau sahaja yang lalui keperitan ni , aku pun turut kena tempias ni , Lina... Semua orang kampung memandang sinis kat aku... Caci maki aku , pandang rendah dekat aku... Aku tak kisah kalau diorang semua nak buat aku macam tu , tapi jangan sesekali dekat keluarga aku,.. Perit , tau tak...?! Aku bersabar selama ni... Sebab aku percaya , Allah akan membalas semua perbuatan diorang... Semoga mereka mendapat hidayah... " ujar Sinatra yang turut meluahkan apa yang terpendam... Sakit perit yang dialami sejak dari insiden itu sudah cukup membuatkan dia terluka , apatah lagi pandangan orang-orang kampung terhadapnya...
" Kenapa lah nasib kita macam ni ? Eh,... Alamak , aku tak masak lagi ni... Mampus aku kalau Yasin balik kejap lagi... Natra ! Aku balik dulu la... Aku harap kau simpan rahsia ni... Assalamualaikum.... " ujar Lina yang kelam kabut untuk pulang ke rumah...
" Baiklah... Waalaikumsalam... " Sinatra memerhati Lina yang bingkas bangun dari batu-batu yang dia dudukinya itu lalu berlari-lari anak untuk pulang ke rumah... Segala apa yang difikirkan selama ni ternyata salah ! Lina adalah seorang perempuan yang menjadi mangsa kepada Yasin... Lelaki tak guna !
Bersambung...