\
Cik Pipi Tembam





profile chat entries credits +follow home



Embun Sinatra - Part 7
14 May 2012@12:04 AM
Datin Dayang Zaidah menjenguk di dapur sama ada masih ada lauk untuk anaknya ataupun tidak... Meskipun anaknya bisa makan di luar , tetapi keutamaan mesti ada di dalam rumah... Dia tidak mahu anak-anaknya hanya tahu makan di luar... Sudah jam sembilan , tetapi bayang Zurrah masih tidak kelihatan... Siang tadi dia sempat memberitahu bahawa dia ada tugas yang mahu diselesaikan di kolej , tetapi kenapa sampai lewat malam ? Datin Dayang Zaidah hanya menunggu di ruang tamu rumahnya sambil menonton televisyen... Ditukar-tukar siaran televisyen berulang-ulang kali kerana tidak menepati citarasanya... Datin Dayang Zaidah mengerling ke arah jam... Jarum sudah menunjukkan angka sepuluh... Zurrah masih belum sampai...

Tokkk !!! Tokkk !!!! Pintu diketuk berulang-ulang kali... Mak Som yang mendengar dari dapur terus berlari-lari anak mendapatkan pintu untuk dibuka...

" I'm home.... " Zurrah membuka kasutnya lalu dicampak ke luar rumah... Mak Som pula hanya menjadi tukang kutip kasut-kasutnya yang terbiar di luar rumah... Datin Dayang Zaidah menggeleng-gelengkan kepalanya...

" Kenapa lewat ? " Datin Dayang Zaidah mengerutkan dahi... Bermasam muka melihat anak perempuannya tidak patuh arahannya... Zurrah tersenyum sumbing...

" Ada kerja nak buat , kena lah balik lambat sikit... Ni baru settle mama... , " Zurrah mengeluh berat apabila mengenangkan tugasan yang dibuat sebentar tadi... Mujurlah kawan-kawannya membantu sedikit demi sedikit...

" Dah makan belum ?? Tu , suruh Mak Som hangatkan lauk... " Datin Dayang Zaidah memesan...

" Ha okay... But before that , Zurrah nak cakap dengan mama sikit... Pasal abang... " Zurrah memulakan topik... Dia teringat akan Suraya menelefonnya pada petang tadi dan menceritakan fasal abangnya yang tiba-tiba memarahinya...

" Haa.. Kenapa dengan Andi ?? Dia buat hal ke ?? " Datin Dayang Zaidah tidak senang duduk apabila nama anak terunanya itu disebut... Pasti hal yang melibatkan wanita itu...

" Hmm.. Siang tadi Suraya call Zurrah , dia kata abang marah-marah dan tak endahkan dia langsung... Bad mood maybe... , Kenapa ya ma ?? Mama ada cakap sesuatu dekat abang ke ? Or... " Zurrah mematikan kata-katanya... Datin Dayang Zaidah tertunduk sepi...

" Yes , memang mama ada cakap something dengan dia... Mama mahukan dia berkahwin secepatnya supaya dapat lupakan Maya ! Tapi... dia berdegil dengan mama... Dia tak mahu dengar cakap mama... Apa yang mama buat semua ni untuk kebaikan anak mama sendiri... Maya tu , dah berkahwin dah pun dengan orang lain... Dan kalau betul dia menyintai Andi , kenapa dia tak tunggu je Andi , kenapa tak berkeras hati nak berkahwin dengan Andi ?? Sebenarnya Maya tu cintakan duit kita , Zurrah... Duit Andi... Bukan cintakan Andi... Kenapa susah sangat Andi nak dengar cakap mama ??? " Datin Dayang Zaidah mengurut-urut kepalanya yang sudah mula berdenyut... Terlalu memikirkan fasal anaknya barangkali terus mendapat penyakit ekspress...

" Kita kena lakukan sesuatu la mama... Hmm.. Zurrah ada plan ! Apa kata kita kahwinkan abang dengan Suraya ? Lagipun daripada dulu lagi si Suraya tu menaruh hati dekat abang... At least harta tu semua tak adalah jatuh ke tangan orang lain kan ma ? Melainkan keluarga terdekat kita sendiri ?? " Zurrah memberi cadangan kepada mamanya untuk menyelesaikan masalah Pangeran Andika... Datin Dayang Zaidah tersenyum sendirian...

" Bagus anak mama ! Tak sia-sia mama hantar Zurrah pergi belajar mahal-mahal... Otak pun dah makin mahal sekarang kan... Kenapa lah mama tak perasan dengan Suraya ? Hehe.. Thank you so much darling... " Datin Dayang Zaidah berasa lega setelah mendengar cadangan daripada anaknya... Dia yakin , Suraya mampu menjadi menantunya suatu hari nanti... Berbekalkan kecantikan dan pakaian yang sentiasa up-to-date yang dimiliki oleh Suraya , Pangeran Andika pasti tertawan melihatnya...



****



" Maya.... Bila lah aku bakal dapat pengganti engkau ? " desis Pangeran Andika di dalam hati... Ditatapnya gambar yang berada di dalam bingkai tersebut , setelah bertahun-tahun dia menyimpannya di dalam almari... Terlalu banyak gambar yang diambil semasa berkasih-kasihan dengan Maya dahulu... Gambar yang diambil semasa mereka mengambil angin di Pantai Chenang....


" Sayang... Cuba you tengok tu... , " Pangeran Andika menunjukkan jari telunjuknya ke arah sebuah pulau... Maya memandang ke arah sana...

" Dah... Kenapa dengan pulau tu ?? " Maya memandang ke arah Pangeran Andika lama... Melihat kekasihnya itu tersenyum sendirian...

" Kenapa senyum-senyum ni ? Ada maksudkan apa-apa ke dengan pulau tu ?? " Maya menggaru-garukan kepalanya...

" I nak bina kehidupan kita dekat pulau sana... Pulau Bumbon Kecil , selepas kita bernikah... Hanya kita berdua.. You suka ? " Pangeran Andika menyatakan hasratnya kepada Maya... Mulut Maya ternganga luas apabila Pangeran Andika menyatakan yang sebenarnya... Tidak sangka kekasihnya itu sanggup berbuat apa sahaja demi dia.. Apa sahaja untuk membahagiakannya...

" Serius ? Ya Allah... Insyaallah suatu hari nanti... Kalau I dah sah menjadi hak milik you... " Maya terharu dengan kekasihnya... Sungguh terharu...... Pangeran Andika tersedar dari lamunannya apabila ada seseorang yang mencuba untuk masuk di dalam biliknya... Ternyata mamanya , Datin Dayang Zaidah membuka pintu biliknya... Cepat-cepat Pangeran Andika menyorok semua gambar-gambar yang baru dikeluarkan tadi... Bimbang kalau-kalau mamanya ternampak gambar tersebut , akan mulalah perang dunia kedua...

" Mama.... Ada apa masuk bilik Andi ni... ? " Pangeran Andika mengemas katilnya... Datin Dayang Zaidah memandang di semua sudut ruang bilik anaknya itu... Bersih !

" Mama ada benda nak cakap dengan Andi... Tapi tolong... Dengar cakap mama..., Kali ni aje... " Datin Dayang Zaidah benar-benar anak terunanya itu akan mendengar katanya kali ini... Setelah apa yang berlaku kelmarin , Pangeran Andika seolah-olah dapat menerima kata-kata mamanya sedikit demi sedikit dan berlembut hati dengan mamanya...

" Okay , then... Apa dia ? " Pangeran Andika memasang telinga untuk mendengar bicara mamanya... Bersedia atau tidak , dia harus juga mendengar..

" Mama dah berbincang dengan Zurrah... Ada baiknya Andi cepat-cepat cari pengganti , dan mulakan hidup baru... Mama kesian tengok Andi... Sampai bila Andi nak macam ni ? Mama bagi tempoh pencarian bakal menantu... Mama nak selama tiga bulan , bermula hari esok , Andi mula mencari calon isteri... " Datin Dayang Zaidah memberi syarat...

" Kalau dalam masa tiga bulan tu Andi tak jumpa calon isteri ?? Apa mama akan buat ? " Pangeran Andika mengangkat keningnya sedikit...

" Mama akan cari calon isteri untuk Andi... Dan itu muktamad... " Datin Dayang Zaidah sudah luah apa yang patut diluahkan kepada anaknya... Demi kebaikan anaknya sendiri yang sampai bila terus-terusan membujang.. Sesekali dia teringin untuk menimang cucu... Melihat rakan-rakan sebayanya yang sudah menjadi nenek , dia pun terikut sama untuk mengikut jejak rakan-rakannya...

" Baiklah... kalau itu yang mama mahukan... Andi cuba...., " Pangeran Andika melepaskan keluhan berat dari mulutnya... Dia seperti hilang arah dan mengikut apa sahaja yang terbaik untuk dirinya... Dia sudah penat dengan tindak tanduk mamanya... Alangkah baiknya dia mengikut sahaja kata mamanya yang sangat teringin bermenantu....

" Bagus... Macam ni lah anak mama... , Akhirnya... " Datin Dayang Zaidah melemparkan senyuman menandakan dia sudah berjaya membuatkan anaknya tunduk kepadanya... Hanya berpandukan beberapa perkataan sahaja dia bisa mengubah fikiran anaknya... Pangeran Andika tertunduk sepi...

" Okaylah... Mama keluar dulu... Mama nak tidur... Ingat ! Bermula esok... Goodnight... " Datin Dayang Zaidah keluar dari bilik anaknya itu setelah anaknya mengangguk menandakan setuju...

" Tak habis-habis nak suruh aku kahwin.... , We'll see mama , if I can get the woman which is better than Maya , no one can stop me include you , mama... ! Keputusan Andi , semua kena terima sama ada suka ataupun tidak... Andi tak akan biarkan pisang berbuah dua kali... , " desis Pangeran Andika di dalam hati... Nekadnya , dia akan memperjuangkan cintanya jika dia benar-benar bertemu dengan wanita lain...




Bersambung...