Embun Sinatra - Part 8
16 May 2012@10:51 PM
Kedinginan malam membuatkan Sinatra kesejukan biarpun telah memakai baju berlapis-lapis... Nazrah dan Mak Sri sudah pun lena dibuai mimpi... Sinatra baring sambil memejamkan mata... Ingin mendapatkan ketenangan seketika... Sekali-sekala Sinatra disapa angin lembut menusuk ke tubuhnya yang langsing itu... Fikirannya tertambat kepada Yasin , bekas kekasihnya yang kini sudah pun menjadi suami kepada Lina... Kenapa Yasin masih mencarinya ? Berterus-terang tentang masa lalu ? Masa lalu yang telah membuatkan dirinya terjebak dalam kesedihan yang teramat ? Penat dan puas dia mendengar semua bicara Yasin siang tadi... Yasin begitu teliti dan berhati-hati terhadap semua kata-katanya yang sebetulnya ingin membetulkan kesilapan yang dibuat oleh penduduk kampung... Fitnah dan cercaan penduduk kampung terhadapnya sebelum ini turut menempiaskan Sinatra , iaitu bekas kekasihnya...
" Biarkan rindu berlalu pergi... Yang telah sahih lagi pasti , dia bukan milikku lagi... " desis hati Sinatra... Dia berpaling ke arah jendela , melihat kecantikan bulan dan bintang ciptaan Ilahi... Indah... Melihat ciptaanNya itu sama seperti mengagumi alam semesta ini... Perlahan-lahan Sinatra menutup matanya... Lelap matanya sehingga ke pagi...
****
" Apa ???! Betul apa yang kau orang cakapkan ni ?? Kurang ajar ! " Lina berpeluk tubuh sambil memerhatikan tiga orang wanita yang berada di hadapannya...
" Betul... Sumpah ! Kalau tak percaya kau boleh tanya anak-anak kami ni... Anak-anak kami yang jadi saksi kejadian semalam... " Mak Limah berbicara lantang... Puas hatinya kini kerana menyebarkan berita yang tidak benar tentang Sinatra... Mak Piah dan Mak Tom tersenyum sendirian... Lina menunjukkan muka bengisnya ke arah mereka...
" Perempuan kalau dah tahu malu , laki orang pun sanggup ambik ! Jaga kau ! " Lina menyinsing lengan bajunya ke paras yang lebih tinggi lalu menghidupkan enjin motorsikal miliknya itu.... Amarah yang timbul menyebabkan dia terus bersikap seperti singa lapar... Lina sudah pergi meninggalkan rumahnya itu dengan motorsikalnya...
" Jom kita tengok tayangan perdana ! Hahahahahaa.... " Mak Piah bersuara... Mak Limah dan Mak Tom mengiringi gelak tawa mereka sambil berjalan ke arah rumah Sinatra... Tiada sikap berperikemanusiaan... Sudahnya , mereka sering menyakiti hati orang lain tanpa memikirkan kesannya kelak...
****
Lina memberhentikan motornya di hadapan rumah Sinatra... Berjalan kehulu ke hilir bagai orang gila mencari Sinatra.. Sudahnya , hanya Mak Sri yang berada di belakang rumah mencari daun pandan untuk membuat kuih esok hari... Mak Sri memerhatikan gelagat Lina yang berada di hadapan rumahnya... Sudahlah tidak memberi salam , malah memandang orang tua itu atas ke bawah , bawah ke atas... Sepertinya tidak puas hati dengan sesuatu...
" Assalamualaikum... Lina ? " Mak Sri memulakan bicaranya dengan memberi salam walhal Lina yang sepatutnya memberi salam... Lina menjeling ke arah Mak Sri...
" Anak kau mana ?? Suruh dia keluar , aku nak cakap dengan dia... " Lina bertindak kurang ajar apabila membalas percakapan Mak Sri dengan tidak menjawab salam , malah ber'aku' 'engkau' dnegan orang yang lebih tua daripadanya...
" Astaghfirullahalazim... Natra , apa lah yang dah kau buat ni nak ?? " desis Mak Sri di dalam hati... Bimbang akan sesuatu bakal terjadi kepada anaknya... Sinatra mencari-cari emaknya yang tidak sudah-sudah mencari daun pandan... Dalam pada itu , Lina ternampak kelibat Sinatra...
" Woiii perempuan !! Kau turun ! Aku nak cakap dengan kau ! Sekarangg !!! " Lina memandangnya dengan pandangan tidak puas hati... Sinatra perlahan-lahan menuruni anak tangga rumahnya lalu berjalan menghampiri Lina...
" Ada apa ? " Sinatra menjawab tenang lalu Mak Sri cepat-cepat mendapatkannya...
" Kau boleh berlagak tenang kan lepas apa yang kau dah buat belakang aku ?? "
" Apa yang aku dah buat belakang kau Lina ? " Sinatra mengerutkan dahinya... Tidak faham apa yang disebutkan oleh Lina...
" Heii perempuan ! Kau dah cuba nak rampas laki aku , lepas tu kau tak nak mengaku ! Perempuan jenis apa kau ni ?? Campak kolam ikan pun , belum tentu ikan tu nak makan kau , dasar hati busuk !!! Puii ! " Lina meludah ke arah Sinatra membuatkan Sinatra sudah menampakkan sikap amarahnya...
" Kalau kau nak bercakap pasal rampas , bukan aku orangnya... Sebaliknya kau yang tak tahu malu , cuba untuk rampas Yasin dari aku... Kau tak ingat ? Mari aku ingatkan kau... Tanggal 12 jun 2011 bersamaan hari sabtu , aku sepatutnya bernikah di masjid kampung kita ni , dan calon suami aku adalah Yasin... Tapi malangnya pengantin lelaki tak sampai-sampai ke masjid , dan lebih memeritkan lagi bila kami semua dapat berita yang bakal suami aku tu , bersekedudukan dengan anak Pak Dollah yang bernama Lina... Ber.se.ke.du.du.kan !!!! Kalau aku campak kau ke dalam Laut China Selatan , Lautan Hindi , dan apa-apa lautan pun , belum tentu semua jenis ikan nak makan kau... Lebih baik aku campak kau dekat sungai yang penuh dengan buaya... Mana tahu kan , kau dapat jumpa buaya baru... Buaya tu kenyang setahun , siap sendawa panjang... " bentak Sinatra sambil memulangkan paku buah keras... Wajah Lina sudah kemerah-merahan menahan malu.. Sudah tidak tahu untuk berkata apa lagi selepas mendengar percakapan Sinatra...
" Kurang ajar ! " Lina mendapatkan motorsikalnya kembali lalu pulang ke rumahnya dengan pantas... Mak Limah , Mak Piah serta Mak Tom berada di sebalik timbunan rimbun yang berada di hadapan rumah Sinatra... Sembunyikan diri masing-masing untuk melihat drama bersiri...
" Hmm... Sinatra menang kali ni... Tak boleh jadi... " desis Mak Limah di dalam hati... Seingatnya Sinatra yang dipermalukan oleh Lina , tetapi kali ini Lina yang menjadi mangsa malu... Sinatra memeluk emaknya erat sambil menangisi apa yang terjadi... Luluh hatinya kini dituduh sebagai perampas... Walhal bukan dia yang merampas Yasin daripada Lina... Dugaan demi dugaan datang menghampirinya... Hatinya tetap tabah menghadapi...
Bersambung...
" Biarkan rindu berlalu pergi... Yang telah sahih lagi pasti , dia bukan milikku lagi... " desis hati Sinatra... Dia berpaling ke arah jendela , melihat kecantikan bulan dan bintang ciptaan Ilahi... Indah... Melihat ciptaanNya itu sama seperti mengagumi alam semesta ini... Perlahan-lahan Sinatra menutup matanya... Lelap matanya sehingga ke pagi...
****
" Apa ???! Betul apa yang kau orang cakapkan ni ?? Kurang ajar ! " Lina berpeluk tubuh sambil memerhatikan tiga orang wanita yang berada di hadapannya...
" Betul... Sumpah ! Kalau tak percaya kau boleh tanya anak-anak kami ni... Anak-anak kami yang jadi saksi kejadian semalam... " Mak Limah berbicara lantang... Puas hatinya kini kerana menyebarkan berita yang tidak benar tentang Sinatra... Mak Piah dan Mak Tom tersenyum sendirian... Lina menunjukkan muka bengisnya ke arah mereka...
" Perempuan kalau dah tahu malu , laki orang pun sanggup ambik ! Jaga kau ! " Lina menyinsing lengan bajunya ke paras yang lebih tinggi lalu menghidupkan enjin motorsikal miliknya itu.... Amarah yang timbul menyebabkan dia terus bersikap seperti singa lapar... Lina sudah pergi meninggalkan rumahnya itu dengan motorsikalnya...
" Jom kita tengok tayangan perdana ! Hahahahahaa.... " Mak Piah bersuara... Mak Limah dan Mak Tom mengiringi gelak tawa mereka sambil berjalan ke arah rumah Sinatra... Tiada sikap berperikemanusiaan... Sudahnya , mereka sering menyakiti hati orang lain tanpa memikirkan kesannya kelak...
****
Lina memberhentikan motornya di hadapan rumah Sinatra... Berjalan kehulu ke hilir bagai orang gila mencari Sinatra.. Sudahnya , hanya Mak Sri yang berada di belakang rumah mencari daun pandan untuk membuat kuih esok hari... Mak Sri memerhatikan gelagat Lina yang berada di hadapan rumahnya... Sudahlah tidak memberi salam , malah memandang orang tua itu atas ke bawah , bawah ke atas... Sepertinya tidak puas hati dengan sesuatu...
" Assalamualaikum... Lina ? " Mak Sri memulakan bicaranya dengan memberi salam walhal Lina yang sepatutnya memberi salam... Lina menjeling ke arah Mak Sri...
" Anak kau mana ?? Suruh dia keluar , aku nak cakap dengan dia... " Lina bertindak kurang ajar apabila membalas percakapan Mak Sri dengan tidak menjawab salam , malah ber'aku' 'engkau' dnegan orang yang lebih tua daripadanya...
" Astaghfirullahalazim... Natra , apa lah yang dah kau buat ni nak ?? " desis Mak Sri di dalam hati... Bimbang akan sesuatu bakal terjadi kepada anaknya... Sinatra mencari-cari emaknya yang tidak sudah-sudah mencari daun pandan... Dalam pada itu , Lina ternampak kelibat Sinatra...
" Woiii perempuan !! Kau turun ! Aku nak cakap dengan kau ! Sekarangg !!! " Lina memandangnya dengan pandangan tidak puas hati... Sinatra perlahan-lahan menuruni anak tangga rumahnya lalu berjalan menghampiri Lina...
" Ada apa ? " Sinatra menjawab tenang lalu Mak Sri cepat-cepat mendapatkannya...
" Kau boleh berlagak tenang kan lepas apa yang kau dah buat belakang aku ?? "
" Apa yang aku dah buat belakang kau Lina ? " Sinatra mengerutkan dahinya... Tidak faham apa yang disebutkan oleh Lina...
" Heii perempuan ! Kau dah cuba nak rampas laki aku , lepas tu kau tak nak mengaku ! Perempuan jenis apa kau ni ?? Campak kolam ikan pun , belum tentu ikan tu nak makan kau , dasar hati busuk !!! Puii ! " Lina meludah ke arah Sinatra membuatkan Sinatra sudah menampakkan sikap amarahnya...
" Kalau kau nak bercakap pasal rampas , bukan aku orangnya... Sebaliknya kau yang tak tahu malu , cuba untuk rampas Yasin dari aku... Kau tak ingat ? Mari aku ingatkan kau... Tanggal 12 jun 2011 bersamaan hari sabtu , aku sepatutnya bernikah di masjid kampung kita ni , dan calon suami aku adalah Yasin... Tapi malangnya pengantin lelaki tak sampai-sampai ke masjid , dan lebih memeritkan lagi bila kami semua dapat berita yang bakal suami aku tu , bersekedudukan dengan anak Pak Dollah yang bernama Lina... Ber.se.ke.du.du.kan !!!! Kalau aku campak kau ke dalam Laut China Selatan , Lautan Hindi , dan apa-apa lautan pun , belum tentu semua jenis ikan nak makan kau... Lebih baik aku campak kau dekat sungai yang penuh dengan buaya... Mana tahu kan , kau dapat jumpa buaya baru... Buaya tu kenyang setahun , siap sendawa panjang... " bentak Sinatra sambil memulangkan paku buah keras... Wajah Lina sudah kemerah-merahan menahan malu.. Sudah tidak tahu untuk berkata apa lagi selepas mendengar percakapan Sinatra...
" Kurang ajar ! " Lina mendapatkan motorsikalnya kembali lalu pulang ke rumahnya dengan pantas... Mak Limah , Mak Piah serta Mak Tom berada di sebalik timbunan rimbun yang berada di hadapan rumah Sinatra... Sembunyikan diri masing-masing untuk melihat drama bersiri...
" Hmm... Sinatra menang kali ni... Tak boleh jadi... " desis Mak Limah di dalam hati... Seingatnya Sinatra yang dipermalukan oleh Lina , tetapi kali ini Lina yang menjadi mangsa malu... Sinatra memeluk emaknya erat sambil menangisi apa yang terjadi... Luluh hatinya kini dituduh sebagai perampas... Walhal bukan dia yang merampas Yasin daripada Lina... Dugaan demi dugaan datang menghampirinya... Hatinya tetap tabah menghadapi...
Bersambung...